Beranda / Teknologi Energi / Industri Migas Indonesia Percepat Transformasi Digital Lewat Teknologi Baru

Industri Migas Indonesia Percepat Transformasi Digital Lewat Teknologi Baru

A woman using a laptop navigating a contemporary data center with mirrored servers.

Industri minyak dan gas (migas) di Indonesia tengah mengalami percepatan transformasi digital seiring upaya pemerintah dan pelaku usaha meningkatkan efisiensi produksi serta mengurangi emisi karbon. Berbagai teknologi canggih mulai diterapkan di sektor hulu hingga hilir, termasuk pemanfaatan kecerdasan buatan (AI), Internet of Things (IoT), dan digital twin.

PT Pertamina Hulu Energi (PHE), misalnya, telah mengimplementasikan teknologi smart field berbasis IoT untuk memantau tekanan sumur dan aliran minyak secara real-time. Teknologi ini diklaim mampu meningkatkan produksi hingga 10% dan mengurangi waktu respon terhadap gangguan operasi.

“Kami melihat teknologi digital bukan sekadar alat bantu, tapi sebagai inti strategi operasi kami ke depan,” ujar Direktur Utama PHE, Wiko Migantoro, dalam konferensi teknologi migas di Jakarta, Jumat (6/6).

Di sisi lain, SKK Migas mendorong digitalisasi dengan meluncurkan inisiatif One Data Upstream yang mengintegrasikan data eksplorasi, produksi, hingga distribusi migas. Program ini diyakini akan mempermudah proses pengambilan keputusan dan mempercepat perizinan usaha.

Tak hanya di sektor eksplorasi, teknologi juga merambah ke aspek keberlanjutan. Beberapa perusahaan telah mulai menerapkan teknologi carbon capture and storage (CCS) untuk menekan emisi dari proses produksi migas. Proyek CCS di Lapangan Gundih, yang digagas bersama Japan CCS Co., menjadi salah satu pionir di Asia Tenggara.

Pengamat energi dari Universitas Gadjah Mada, Dr. Rachmat Nugraha, menilai bahwa adopsi teknologi merupakan langkah penting agar industri migas nasional tetap kompetitif di tengah transisi energi global.

“Teknologi seperti CCS dan digitalisasi bukan hanya soal efisiensi, tapi juga tentang keberlanjutan industri dalam jangka panjang,” ujarnya.

Pemerintah sendiri menargetkan investasi teknologi di sektor migas dapat meningkat 15% tahun ini seiring peningkatan eksplorasi blok baru dan upaya mendukung pencapaian target produksi 1 juta barel per hari pada 2030.

Tim Riset Migas360.id