Beranda / Teknologi Energi / Revolusi Digital Ubah Wajah Industri Minyak dan Gas Global

Revolusi Digital Ubah Wajah Industri Minyak dan Gas Global

code, programming, hacking, html, web, data, design, development, program, website, information, business, software, digital, process, computer, application, binary, optimization, script, internet, coding, technology, code, code, code, programming, programming, programming, programming, hacking, hacking, web, data, data, website, website, website, business, software, software, software, process, application, internet, coding, coding, coding, coding, coding, technology

Industri minyak dan gas (migas) global sedang mengalami transformasi besar melalui penerapan teknologi digital canggih untuk meningkatkan efisiensi, keselamatan, dan keberlanjutan operasional. Perusahaan-perusahaan energi terkemuka di dunia kini memanfaatkan kecerdasan buatan (AI), Internet of Things (IoT), analitik data besar, dan teknologi digital twin untuk mengoptimalkan produksi dan mengurangi biaya operasional.

Raksasa energi seperti Shell, BP, Saudi Aramco, dan ExxonMobil telah mengintegrasikan sistem otomatisasi dan AI dalam operasi hulu untuk memprediksi perilaku reservoir, meningkatkan akurasi pengeboran, serta memperpanjang umur sumur minyak. Shell, misalnya, menggunakan teknologi digital twin untuk memantau dan mensimulasikan kondisi kilang secara real-time, sehingga dapat melakukan pemeliharaan prediktif dan mencegah potensi kerusakan besar.

“Digitalisasi bukan lagi masa depan, melainkan kebutuhan saat ini. Kami dapat menghemat jutaan dolar per tahun melalui analitik prediktif dan automasi proses,” kata Huibert Vigeveno, Direktur Operasi Shell.

Sementara itu, Saudi Aramco telah mengembangkan pusat pemantauan canggih bernama Fourth Industrial Revolution Center, yang mengintegrasikan data dari ratusan fasilitas secara real-time. Teknologi ini mempercepat pengambilan keputusan, meningkatkan keselamatan kerja, dan mengurangi jejak karbon melalui efisiensi energi.

Teknologi drone dan robot bawah laut juga semakin luas digunakan untuk inspeksi pipa dan platform lepas pantai, menggantikan tugas manusia di area berisiko tinggi. Di sisi hilir, AI digunakan untuk mengelola rantai pasok, memprediksi permintaan pasar, serta mengoptimalkan distribusi produk migas secara global.

Menurut laporan International Energy Agency (IEA), transformasi digital di sektor migas dapat menghemat hingga USD 100 miliar per tahun dalam biaya operasional global dan berkontribusi terhadap pengurangan emisi karbon hingga 15%.

Namun, tantangan tetap ada, termasuk isu keamanan siber, ketergantungan pada sistem digital, dan kebutuhan peningkatan keterampilan tenaga kerja. Banyak perusahaan kini mengembangkan program pelatihan digital untuk teknisi dan insinyur agar dapat mengoperasikan sistem baru secara efisien.

Dengan meningkatnya tekanan global terhadap dekarbonisasi dan efisiensi energi, digitalisasi telah menjadi fondasi penting dalam strategi bertahan dan berkembangnya industri migas di era transisi energi.ni seiring peningkatan eksplorasi blok baru dan upaya mendukung pencapaian target produksi 1 juta barel per hari pada 2030.

Tim Riset Migas360.id